PT KP PRESS | Biar Tak Timbul Korban, Begini Seharusnya Belajar Nyetir yang Benar

PT KP PRESS SURABAYA – Seorang ibu muda yang tengah hamil tewas setelah ditabrak mobil di Palmerah, Jakarta Barat. Ibu hamil itu ditabrak oleh pengendara mobil yang sedang belajar nyetir.
Sebenarnya, belajar nyetir itu tak bisa sembarangan. Soalnya, mengemudi merupakan kegiatan yang berisiko besar, nyawa menjadi taruhannya.

Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, yang salah adalah kurangnya pemahaman tentang operasional kendaraan oleh pengemudi pemula tersebut. Menurut Sony, belajar mengemudi itu seharusnya dilakukan di lingkungan tertutup.

“Step 1 harus di dalam lingkungan tertutup. Pelajari cara operasional, safety zone, pergerakan kendaraan secara gradual dan mengasah mental pengemudi. Dan itu pun harus didampingi instruktur yang bersertifikat,” kata Sony kepada detikcom, Jumat (28/2/2020).

Andry Berlianto, praktisi defensive driving, bilang jika bukan ditemani instruktur, pastikan saat belajar mengemudi diawasi oleh orang yang lebih berpengalaman. Orang yang berpengalaman itu duduk di samping pengemudi yang sedang belajar.

“Belajar teori dulu mana-mana saja transmisi yang akan digunakan dan efeknya. Belajar nyetir idealnya tidak dilakukan di ruang publik atau ruang terbuka dan tanpa pengawasan. Yang belajar harus dibekali dulu oleh pemahaman risiko dan bahaya dan mengetahui kinerja kendaraan secara mendasar,” ujar Andry.

Sementara itu, Sony menambahkan, jika belajar mengemudi telah dilakukan di lingkungan tertutup dan sudah lancar, pengemudi pemula bisa melanjutkannya ke jalan raya. Tapi tetap dengan persyaratan.

“Step 2 baru bisa di jalan raya, apabila diyakini dan didampingi oleh instruktur yang memberikan izin. Karena di tempat umum bahayanya besar. Kalaupun tidak kecelakaan saat itu, maka akan kecelakaan besok-besok. Kenapa? Karena step 1 di atas tidak matang,” ujar Sony.

“Jangan pernah menganggap mudah dan gampang dalam mengoperasionalkan kendaraan, karena salah-salah atau tidak paham risikonya fatality (kematian) dan nyawa,” sambungnya. PT KP PRESS

 

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS
detik.com

Leave a comment