PT KP PRESS | Jelang Pemilu, Trump Tambah Subsidi untuk Sektor Pertanian

PT KP PRESS SURABAYA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terus memberikan subsidi kepada pertanian AS jelang pemilu 3 November 2020. Subsidi itu diproyeksi akan menyumbang lebih dari sepertiga pendapatan pertanian pada 2020.

Dikutip dari Reuters, (20/10/2020) program bantuan itu bisa menjadi kunci suksesnya Trump untuk memikat suara dari petani di negara bagian AS, seperti Wisconsin, Ohio, Iowa dan Minnesota. Sejauh ini sejumlah negara bagian itu menjadi perebutan dua kubu calon presiden AS untuk mengambil suara dari petani di sana.

Sejak Trump melakukan perang dagang, dia terus memberikan program bantuan kepada petani AS agar mereka tetap bertahan. Pembalasan yang dilakukan China dengan memengaruhi tarif impor mereka menyebabkan ekspor pertanian AS mengalami kerugian miliaran dolar.

Program batuan yang gelontorkan Trump untuk petani, mulai dari bantuan asuransi tanaman jangka panjang hingga kompensasi untuk mengganti kerugian penjualan akibat perang dagang. Bantuan itu terus meningkat setiap tahunnya selama Trump menjabat.

Kerugian yang dialami petani juga dirasakan terhadap kebijakan Trump yang membebaskan beberapa peyuling minyak untuk mencampurkan etanol ke bahan bakar mereka. Petani mengatakan hal itu menyebabkan permintaan jagung untuk biofuel atau bahan bakar hayati menurun.

Penantang Joe Biden dan pasangannya, Senator AS Kamala Harris berjanji akan menyelesaikan masalah biofuel dan menjanjikan pendekatan yang lebih multilateral untuk perdagangan internasional. Namun, banyak petani berasumsi bahwa subsidi lebih dibutuhkan dan itu membuat mereka akan memilih Trump.

“Saya sangat khawatir jika Biden-Harris terpilih. Saya tidak yakin bahwa kami akan diurus juga, setidaknya untuk jangka pendek,” kata Roger Hadley, seorang jagung dan kedelai di Indiana.

Menurut petani bantuan dari Trump telah memberi mereka kompensasi di tengah anjloknya penjualan yang disebabkan oleh perang dagang. Bantuan juga membantu meringankan dampak menurunnya pasar etanol saat pertani tidak lagi menggunakan bahan bakar selama pandemi COVID-19.

Baru-baru ini paket bantuan baru untuk pertanian AS telah digelontokan pada 17 September senilai US$ 14 miliar setara Rp 206 triliun (kurs Rp 14.770). Total subsidi yang digelontorkan pemerintan dipresiksi mencapai US$ 51,2 miliar (Rp 753 triliun) tahun ini.

Pendapatan tunai bersih petani oleh pemerintah juga akan meningkat menjadi 39,7%, terbesar dalam 20 tahun. Pendapatan tunai bersih adalah indikator kesehatan pertanian. Departemen Pertanian AS memperkirakan pendapatan bersih pertanian akan naik 4% pada tahun 2020 dari tahun lalu.

The Environmental Working Group, sebuah kelompok advokasi kesehatan dan lingkungan, menyebut program bantuan hanya untuk membeli suara petani dan tidak penyebarannya tidak merata.

Sedangkan, Sekretaris USDA Sonny Perdue mengatakan pemerintah telah berbicara dengan petani dan peternak untuk merancang rencana yang memenuhi kebutuhan mereka yang terkena dampak pandemi COVID-19.

Meskipun pembelian barang pertanian AS oleh China tetap di bawah US$ 36,5 miliar (Rp 537 triliun) yang dijanjikan tahun ini dalam kesepakatan perdagangan Fase 1. Pembelian jagung dan kedelai dalam beberapa bulan terakhir telah menguntungkan petani dan membantu menaikkan harga komoditas.

Sebelumnya harga jagung, kedelai, dan gandum dikhawatirkan akan terperngaruh cuaca AS. Kini pendapatan kedelai dan gandum berada di titik tertinggi dalam beberapa tahun, dan jagung berada pada puncaknya dalam satu tahun, meningkatkan pendapatan petani dari penjualan tanaman komersial AS.

Barometer Ekonomi Ag Universitas Purdue / CME Group, mencatat ukuran bulanan sentimen ekonomi petani, melonjak 22% pada Agustus. Sedangkan Barometer, yang didasarkan pada survei terhadap 400 petani, naik 8% lagi di bulan September.

Bantuan pemerintah, akan memungkinkan petani menstabilkan neraca mereka, membayar hutang dan mendapatkan akses ke pinjaman yang memungkinkan mereka membeli benih dan peralatan untuk tahun 2021.

Bantuan baru pada September lalu menyederhanakan proses aplikasi untuk petani buah dan sayuran. Bantuan tersebut mengalokasikan US$ 3,5 miliar (Rp 51 triliun) untuk jagung, US$ 1,4 miliar (Rp 20 triliun) untuk kedelai dan US$ 725 juta (Rp 10,6 triliun) untuk gandum. Dana itu membantu petani menumbuhkan pendapatan meski harga tinggi.

Para petani AS mengatakan bantuan itu masih diperlukan untuk menutupi harga komoditas yang rendah selama tiga atau empat tahun terakhir, utang yang tinggi dan kesulitan ekonomi. PT KP PRESS

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS

2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS

detik.com

Leave a comment