PT KP PRESS | IHSG Masih Babak Belur, Asing Obral Saham Setengah Triliun

PT KP PRESS SURABAYA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup longsor ke zona merah pada perdagangan sesi pertama Senin (5/4/21) selepas libur Hari Raya Paskah. Dibuka hijau 0,31% ke level 6.141,60, IHSG mengakhiri sesi pertama terkoreksi 0,46% ke level 5.983,76 setelah sempat bergerak liar dari zona hijau ke zona merah berberapa kali.

Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 4,8 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 496 miliar di pasar reguler. Data perdagangan mencatat 187 saham terapresiasi, 276 terkoreksi, sisanya 159 stagnan.

Asing melakukan pembelian di saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sebesar Rp 16 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 13 miliar.

Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dilego Rp 94 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang dijual Rp 9 miliar.

Yieldo bligasi pemerintah AS dangreenbackmasih harus terus dipantau. Kombinasi keduanya bisa membuat pasar saham mengalami koreksi dan mata uang negara berkembang termasuk rupiah terdepresiasi.

Kenaikan lanjutanyieldobligasi dan dolar AS berpeluang besar untuk memicu terjadinyaoutflowdari pasar modal RI. Ketikaoutflow terjadi secara besar-besaran maka rupiah akan menjadi tumbal.

Sentimen kedua yang juga perlu menjadi perhatian pelaku pasar adalah perkembangan proposal infrastruktur senilai US$ 2 triliun. Menurut ekonom jika proposal ini disetujui Kongres maka bisa meningkatkanoutput perekonomian AS sebesar 0,5 sampai dengan 1 poin persentase.

Namun rencana Biden tak bisa dibilang mulus, lawan Biden tak hanya para produsen minyak di Paman Sam tetapi juga kongres yang suaranya terpecah. Beberapa Demokrat dan aktivis lingkungan khawatir momentum ini tak bisa dimanfaatkan untuk membawa perubahan.

Beberapa anggota Partai Republik yang menentang paket bantuan pandemi Biden juga mengutuk tujuan presiden untuk memasukkan kebijakan iklim ke dalam undang-undang infrastruktur.

Di sisi lain rencana Biden untuk menaikkan pajak juga menuai pro dan kontra.Biden juga berencana untuk menaikkan tarif pajak perusahaan AS menjadi 28% daripajak sebesar 21% yang ditetapkandi masa Presiden Trump tahun 2017. PT KP PRESS

cnbcindonesia.com

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS

2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS

Leave a comment