PT KP PRESS | Harga Gula Turun, Karena ISO Menurunkan Defisit Gula Global

PT KP PRESS SURABAYA – Harga gula pada penutupan pasar hari Kamis turun, dengan harga gula di New York turun dari harga tertinggi 4 ¾ tahunnya, demikian juga harga gula di London turun

Harga gula Maret di ICE New York turun 24 sen (1.18%) menjadi $20.18 dan harga gula Maret di ICE London turun 1.54%.

Setelah ISO menurunkan perkiraan defisit pasar gula global menjadi –2.55 MMT turun dari perkiraan Agustus –3.58 MMT.

Real Brazil juga melemah ke kurs terendah 1 ½ minggu terhadap dolar, sehingga harga gula menjadi murah bagi pembeli luar negeri akibatnya ekspor akan meningkat.

Harga gula naik pada hari Rabu ke harga tertinggi 4 ¾ tahun di New York setelah Rabobank memperkirakan bahwa di Brazil akan menghadapi kekurangan tebu tahun depan, sehingga membatasi kapasitas untuk ekspor. Pertumbuhan tanaman tebu terhambat oleh kerusakan akibat cuaca beku dan penundaan penanaman. Kenaikan harga minyak mentah juga menyebabkan harga gula tetap tinggi sampai tahun depan.

Faktor yang akan meningkatkan harga gula adalah musim La Nina yang akan melanda daerah ekuator di Pacific. US Climate Prediction Center pada hari Kamis mengatakan bahwa Pola cuaca la Nina akan semakin menguat selama tiga bulan mendatang. La Nina akan membuat cuaca kering di Amerika Selatan sehingga dapat mengurangi produksi.

Unica mengumumkan pada hari Rabu lalu produksi gula di Brazil pada pertengahan ke dua bulan Oktober turun 50.55% dari tahun lalu menjadi 858 MMT. Sebesar 37% tebu yang digiling dari 44% pada tahun lalu untuk membuat gula dan untuk membuat etanol pada pertengahan kedua Oktober,tebu yang digiling naik menjadi 63% dari 56% pada tahun lalu, sehingga tanda bahwa produksi gula turun.

Harga etanol naik mencapai rekor ke harga tertinggi di 3.918 real/liter pada 5 Nopember . Dengan naiknya harga etanol membuat pabrik penggilingan tebu lebih memilih untuk memproduksi etanol daripada membuat gula.

Harga gula naik karena terjadinya kerusakan karena beku dan kekeringan,The International Sugar Organization pada 27 Agustus menaikkan defisit gula untuk 2021/22 menjadi defisit 3.83 MMT dari perkiraan Mei sebesar defisit 2.65 MMT setelah cuaca beku pada bulan Juli merusak tanaman tebu di Brazil.

Faktor negatif yang menyebabkan harga gula turun setelah Czarnikow memperkirakan ekspor gula Thailand di 2021/22 naik 67% dari tahun lalu menjadi 6.7 MMT. Pada 8 September harga gula sudah mengalami tekanan karena the Thailand Sugar Millers Corp memperkirakan produksi gula Thailand di 2021/22 naik 44% dari tahun lalu menjadi 11 MMT karena curah hujan yang baik sehingga membuat tanaman subur. Thailand negara eksportir gula terbesar ke dua di dunia.

Faktor yang membuat harga gula turun adalah meningkatnya ekspor gula India, negara produsen gula ke dua di dunia. The Indian Sugar Mills Association pada 15 Oktober memperkirakan ekspor gula India sebesar 6 MMT di 2021/22 walaupun turun 15% dari tahun lalu dari 7.1 MMT di 2020/21.

Analisa tehnikal untuk gula dengan support pertama di $ 19.50 kemudian ke $ 19.10 sedangkan resistant pertama di $ 20.20 dan berikut ke $20.60 PT KP PRESS

vibiznews.com

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS 2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS

Leave a comment