PT KONTAK PERKASA | Proyek MRT Fase II Pun Molor, Terima Kasih Corona

PT KONTAK PERKASA SURABAYA – Wabah COVID-19 yang melanda Indonesia memberikan dampak besar bagi roda perekonomian, terlebih lagi di DKI Jakarta yang menjadi episentrum penyebaran. Penyebaran di ibu kota negara ini berdampak pada sejumlah bisnis besar, salah satunya MRT Jakarta.

Direktur Utama MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan COVID-19 telah membuat molor pengerjaan konstruksi proyek fase II dari Bundaran HI-Kawasan Kota. Tidak hanya itu, virus Corona juga membuat jumlah penumpang MRT anjlok.

Khusus pengerjaan proyel fase II, William mengatakan seharusnya pengerjaan dimulai pada Maret namun harus diundur menjadi Juni 2020.

“Kontrak sudah ditandatangani Februari 2020, awalnya pada awal Maret mulai bekerja kita mundurkan 3 bulan ke Juni, karena situasi COVID ini tidak memungkinkan, karena sebagian tenaga kerja juga dari Jepang,” kata William dalam video conference, Jakarta, Rabu (29/4/2020).

Dengan mundurnya jadwal pengerjaan, William juga menyampaikan target penyelesaiannya pun menjadi mundur. Untuk Fase 2A Bundaran HI-Kota awalnya selesai 31 Desember 2024 menjadi 30 Maret 2025. Menurut William COVID juga membuat proses lelang fase lainnya mundur dari target awalnya.

MRT Jakarta Fase 2 ini terdiri dari dua paket pengerjaan, pertama fase 2A dengan rute Bundaran HI-Kota sepanjang 6,3 km dan fase 2B dengan rute dari Kota-Ancol Barat sepanjang 6 km. Proses pembangunan mendapat pembiayaan dari JICA sebesar Rp 22,5 triliun.

William mengatakan pihaknya menilai dana pembangunan akan membengkak karena hitungan awalnya menggunakan nilai tukar sebelum pandemi Corona. Tidak hanya itu, pihaknya juga sudah mengusulkan tambahan anggaran sekitar Rp 7,3 triliun kepada JICA usai menyelesaikan feasibility study (FS) fase 2B dari Kota-Ancol Barat. Tambahan ini digunakan untuk konsultan Jepang menyelesaikan semua tahapan proses.

MRT Jakarta mengumumkan jumlah penumpang yang diangkut mengalami penurunan yang tajam. Dari yang biasanya mencapai 100.000 per hari kini menyisakan sekitar 2.000-an penumpang. Hal itu menyusul penerapan protokol kesehatan hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

William menjelaskan penurunan jumlah penumpang mulai terjadi pada 13 Maret menjadi 98.757 orang dari yang sebelumnya 109.873 orang di 6 Maret 2020. Penurunan penumpang sangat signifikan terjadi pada 16 Maret menjadi 27.269 orang.

Beberapa hari selanjutnya, jumlah penumpang MRT Jakarta kembali menurun tepatnya di tanggal 20 Maret menjadi 21.813 orang. William bilang hal itu dikarenakan kebijakan penutupan stasiun yang dilakukan mulai 20 April, yaitu Stasiun Haji Nawi, Blok A, ASEAN, Istora Mandiri, dan Setiabudi Astra.

Dengan kebijakan seperti itu, jumlah penumpang semakin turun. Tepat pada 27 Maret jumlah penumpang menjadi 8.685 orang per hari. Pada saat itu diumumkan juga MRT Jakarta menutup Stasiun Bendungan Hilir dan Senayan, sehingga total stasiun yang ditutup menjadi tujuh.

“Ini terus berkembang sampai PSBB dan jumlah stasiun yang kita tutup dari 3, menjadi 5, dan menjadi 7 stasiun, rata-rata penumpang 4.134 per hari. Itu tren penurunan penumpang,” katanya.

“Catatan terakhir jadi memang penurunan di 28 Maret tinggal 2.080 orang, trennya terus menurun dan kita melihat itu indikasi pelaksanaan PSBB berjalan dengan baik,” tambahnya. PT KONTAK PERKASA

 

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA
detik.com

Leave a comment